PENGERTIAN DARI NILAI
SOSIAL
Pengertian Nilai
Sosial. Nilai (value) mengacu
pada pertimbangan suatu tindakan, benda, cara untuk mengambil keputusan apakah
sesuatu yang bernilai itu benar (mempunyai nilai kebenaran), indah (nilai
keindahan/estetik), religious (nilai ketuhanan).
• Nilai
merupakan kumpulan sikap dan perasaan-perasaan yang diwujudkan melalui perilaku
yang mempengaruhi perilaku sosial orang yang memiliki nilai tersebut.
• Nilai
sosial merupakan sikap-sikap dan perasaan yang diterima secara luas oleh
masyarakat dan merupakan dasar untuk merumuskan apa yang benar dan apa yang
penting.
Latar belakang nilai
sosial. Nilai sosial lahir dari kebutuhan kelompok sosial akan seperangkat
ukuran untuk mengendalikan beragam kemauan warganya yang senantiasa berubah
dalam berbagai situasi. Dengan ukuran itu suatu masyarakat akan tahu mana yang
baik dan mana yang buruk, benar atau salah dan boleh atau dilarang. Nilai
sosial yang terbukti langgeng dan (tahan zaman) akan membaku menjadi system
nilai budaya. Berdasarkan sistem yang abstrak inilah, dinamika kehidupan
masyarakat menjadi terarah dan stabil.
Ciri Nilai Sosial. Ciri-ciri
nilai sosial adalah sebagai berikut:
1. Tercipta dari proses interaksi antara manusia secara
intensif dan bukan perilaku yang dibawa sejak lahir.
Contoh:
Agar seorang anak bisa menerima nilai menghargai waktu,
orangtuanya mengajarkannya disiplin sejak kecil. Nilai ini bukanlah bawaan bayi
dari lahir.
2. Ditransformasikan melalui proses belajar yang meliputi
sosialisasi, akulturasi, dan difusi.
Contoh:
Nilai menghargai persahabatan yang dipelajari anak dari
sosialisasinya dengan teman-teman sekolahnya.
3. Berapa ukuran atau peraturan sosial yang turut memenuhi
kebutuhan-kebutuhan sosial.
Contoh:
Nilai menghargai antre menjadi ukuran tertib tidaknya
seseorang, sekaligus menjadi aturan yang wajib diikuti.
4. Berbeda-beda pada tiap kelompok manusia.
Contoh:
Di Eropa yang amat menghargai waktu, keterlambatan sulit
ditoleransi. Sebaliknya di Indonesia, keterlambatan dalam waktu tertentu masih
dapat dimaklumi.
5. Masing-masing nilai mempunyai efek yang berbeda-beda bagi
tindakan manusia.
Contoh:
Nilai mengutamakan uang di atas segalanya membuat orang
berusaha mencari uang sebanyak-banyaknya. Namun nilai kebahagiaan lebih penting
dari uang membuat orang lebih mengutamakan hubungan baik dengan sesama.
6. Dapat mempengaruhi kepribadian individu sebagai anggota
masyarakat.
Contoh:
Nilai yang lebih menguramakan kepentingan pribadi akan
melahirkan individu yang egois dan kurang peduli pada orang lain. Sedangkan
nilai yang mengutamakan kepentingan
bersama di atas kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi akan membuat
individu tersebut lebih peka secara sosial.
Klasifikasi nilai
sosial. Rangkain nilai sosial (sistem nilai) yang sangat kompleks dapat
dikelompokkan seperti berikut:
1. Nilai material, yaitu segala sesuatu
yang berguna bagi jasmani manusia atau benda-benda nyata yang dapat
dimanfaatkan sebagai kebutuhan fisik manusia.
2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu
yang berguna bagi manusia agar dapat melakukan aktifitas atau kegiatan dalam
kehidupannya.
3. Nilai rohani, yaitu segala sesuatu
yang berguna bagi pemenuhan kebutuhan rohani (spiritual) manusia yang bersifat
universal. Nilai rohani dibedakan menjadi:
a. nilai
kebenaran dan nilai empiris, yaitu nilai yang bersumber dari proses
berpikir teratur menggunakan akal
manusia dan ikut dengan fakta-fakta yang telh terjadi (logika, rasio).
b. nilai
keindahan , yaitu nilai-nilai yang bersumber dari unsure rasa manusia
(perasaan dan estetika)
c. nilai
moral, yitu nilai sosial yang berkenaan dengan kebaikan dan keburukan,
bersumber dari kehendak atau
kemauan (karsa dan etika)
d. nilai
religious, yaitu nilai ketuhanan yang berisi kayakinan/kepercayaan
manusia terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Peran nilai sosial.
Peran nilai-nilai sosial adalah sebagai berikut:
1. Alat untuk menentukan harga sosial, kelas sosial
seseorang dalam struktur stratifikasi sosial, misalnya kelompok ekonomi kaya (upper class), kelompok masyrakat
menengah (middle class) dan kelompok
masyarakat kelas rendah (lower class).
2. Mengerahkan masyarakat untuk berpikir dan bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai
yang ada dalam masyarakat (berperilaku pantas).
3. Mmemotivasi ataum member semangat pada manusia untuk
mewujudkan dirinya dalam perilaku sesuai dengan yang diharapkan oleh
peran-perannya dalam mencapai tujuan.
4. Alat solidaritas atau mendorong masyarakat untuk saling
bekerja sama untuk mencapai sesuatu yang tidak dapat dicapai sendiri.
5.Pengawas. pembatas, pendorong dan penekan individu untuk
selalu berbuat baik.